Selasa, 29 Januari 2013

Kegiatan Masyarakat Tanah Abang dan Perekonomiannya

        Seperti pada postingan sebelumnya, saya akan melanjutkan postingan ini yang mana masih mengenai kegiatan masyarakat di pasar tanah abang serta perekonomiannya. Pasar tanah abang memiliki peranan penting terhadap semua masyarakat sekitar, maupun yang terlibat menjadi konsumen di pasar tanah abang ini. Konsumen selalu ramai di setiap hari nya terutama pada hari-hari libur. Konsumen-konsumen pun  bisa dikatakan jarak antara rumah dengan pasar tanah abang sendiri berpuluh-puluh kilometer, akan tetapi konsumen tetap menjatuhkan pilihannya kepada pasar ini. Tak jarang konsumen membeli barang dengan sistem grosir, karena konsumen yang seperti itulah yang bisa dikatakan sudah berlangganan di pasar ini. Konsumen yang membeli dengan sistem grosir tersebut nantinya akan di jual kembali dengan sistem eceran yg sudah ditentukan laba dari setiap barang yang akan di jual tersebut. Maka dari itu pasar ini terkenal dengan tekstilnya se-Asia Tenggara. Dan itulah yang membantu penjual dan pembeli di pasar tanah abang ini sebagai tempat penyambung perekonomian seluruh masyarakat yang terlibat di pasar ini.

        Pasar tanah abang bukanlah tempat penjualan saja, akan tetapi banyak juga masyarakat sekitar yang memanfaatkan jasa penitipan sepeda motor. Karena, rata-rata seluruh masyarakat ataupun konsumen yang berdatangan menggunakan sepeda motor. Ketika saya berada di pasar tanah abang pun, saya berinisiatif untuk mengobrol-ngobrol dengan salah satu seorang penawar jasa penitipan sepeda motor alias tukang parkir di pasar tanah abang.




Bang Roni (kiri) dan Saya (kanan)  
















Area parkir motor

















"Percakapan antara Bang Roni dan Saya"


Saya: "Permisi, bang. Ada waktu gak? apa lagi sibuk?"

Bang Roni: "Oh, iya. Enggak lagi nyantai aja. Ada apa ya?"

Saya: "Perkenalkan bang, saya Irfan dan saya seorang mahasiswa. Saya hanya ingin ngobrol-ngobrol saja seputar pasar Tanah Abang ini. Oh iya, abang sendiri namanya siapa ya?"

Bang Roni: "Saya Roni, tapi biasa dipanggil Uda (panggilan Kakak dalam bahasa Padang)."

Saya: "Oh, berarti abang dari daerah Padang?"

Bang Roni: "Iya, saya merantau ke Jakarta sudah dari 6 tahun yang lalu."

Saya: "Oh, begitu. Kalo boleh tahu, abang menggeluti profesi ini sudah berapa lama?"

Bang Roni: "Ya, kira-kira 4 tahun-an."

Saya: "Kalo boleh saya tahu, mengapa abang memilih profesi ini dan tidak berdagang saja seperti yang lainnya?"

Bang Roni: "Oh, sebenarnya saya dulu dagang pakaian. Tapi, entah kenapa saya berinisiatif saja membuka jasa parkir sepeda motor dan meninggalkan dagangan saya yang dulu."

Saya: "Oh, begitu. Abang sendiri memasang tarif berapa rupiah per-motor?"

Bang Roni: "Kalau saya sih Rp. 3000 per-motor. Tetapi, itu hitungannya per-jam juga."

Saya: "Oh, iya. Bagaimana keadaan disini setiap harinya bang? apakah aman terkendali?"

Bang Roni: "Sampai saat ini masih aman terkendali di pasar ini, walaupun terkadang saya juga kewalahan jika banyak sepeda motor yang dititipkan kepada saya"

Saya: "Oh, begitu. Bang, boleh tidak saya foto bareng? ini untuk tugas kuliah saya."

Bang Roni: "Oh, begitu ya. Boleh saja, jarang-jarang juga sih saya difoto hehe.."

Saya: "(Setelah berfoto bareng) Terimakasih bang atas waktunya, maaf sudah mengganggu."

Bang Roni: "Oh, tidak. Nyantai aja."


        Kira-kira seperti itulah percakapan saya dan bang Roni. Setelah saya tarik kesimpulan atas percakapan saya dan bang Roni, ternyata tidak semua pedagang ataupun penjual yang menyambung hidup disana. Akan tetapi, banyak juga orang-orang yang berinisiatif untuk mendapatkan pundian-pundian rupiah disana. Dan apapun pekerjaannya yang dilakukan disana selagi halal tak akan menjadi masalah demi tercukupnya perekonomian mereka. Tukang parkir pun begitu, terlihat rendah dimata banyak orang. Akan tetapi, dia adalah seorang pekerja keras, resikonya pun cukup dibilang tinggi karena tidak mudah menjaga banyaknya motor di keramaian pasar dan tukang parkir pun sangat memudahkan demi keberlangsungannya kegiatan konsumen yang berdatangan menggunakan sepeda motor.

        Selain tukang parkir, ada pula yang menawarkan jasa sebagai kuli panggul, berbagai jajanan di area pasar tanah abang, wc umum pun juga dijadikan landasan perekonomian mereka, ada juga yang menjajahkan beraneka buah-buahan segar dan berbagai penjual minuman botol ataupun softdrink.


Saya (kirir) dan Ibu penjual minuman botol (kanan)      












                                                                                      
                     Blok B Pasar Tanah Abang       
       
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
        Berakhirlah postingan kali ini. Pada postingan kali ini dapat disimpulkan bahwa pasar tanah abang memiliki daya magnet yang cukup kuat untuk terus dikelilingi oleh keramaian masyarakat dalam kegiatan sehari-harinya, yang juga melibatkan perekonomian seluruh masyarakat seiring berkembangnya pasar tanah abang ini.

0 komentar:

Posting Komentar